Fashion Ramah Lingkungan, Why not?
Bukan hal yang baru lagi buat sebagian besar masyarakat dunia
tentang isu-isu yang bertema "go green" , baik mengenai
pertumbuhan penduduk yang melaju pesat, pemanasan global, serta industri yang
melaju pesat.
Ngomongin soal pemanasan global,efek yang langsung terasa adalah peningkatan suhu di permukaan bumi, maka para perancang busana dan juga
produsen textil berusaha memproduksi barang yang ramah lingkungan tanpa
mengekang kebebasan berekspresi dalam berkarya.mantep ya?
Ini bukan pertama kalinya lho orang-orang yang
berkecimpung di dunia fashion mengusung tema-tema mengenai lingkungan baik dari desain,material sampai warna semua mereka lakukan tanpa keluar dari konsep ramah
lingkungan.
Seorang peritel busana asal Inggris, Topshop
bekerjasama dengan produsen busana ramah lingkungan Reclaim To Wear menciptakan
koleksi kapsul ramah lingkungan yang terbuat dari bahan-bahan recycle.
Material yang digunakan untuk koleksi ini
kebanyakan merupakan dari stok berlebih dan produksi sisa yang sudah tak
dipakai. Koleksinya berupa celana pendek yang diberi treatment dengan pemutih
bergaya ombre dan dress mini-maksi blok warna.
Selain Topshop, peritel busana asal Swedia,
H&M juga meluncurkan koleksi Glamour Counscious Collection yang berisi
koleksi busana menggunakan material dari kapas organik, hemp, dan polyester
daur ulang.
Beberapa nama desainer besar pun juga mulai
mencoba menjajaki desain busana ramah lingkungan, seperti Valentino dan Lanvin
yang mencoba mengikuti tantangan produser film Livia Firth yang membuat Green
Carpet Challenge.
So...para desainer Indonesia pun jangan mau kalah..yyiiuukk go green :)
(sumber: beritasatu.com/ fibre2fashion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar